Kamis, 15 Mei 2008

DIALEKTIKA HEGEL

Pertama-tama sekali mesti ditegaskan bahwa masalahnya di sini sama sekali bukanlah hal mempertahankan titik-berangkat Hegel: bahwa jiwa, pikiran, ide, adalah primer dan bahwa dunia real hanyalah sebuah salinan (copy) dari ide itu. Feuerbach sudah meninggalkan hal itu. Kita semua sependapat, bahwa di setiap bidang ilmu-pengetahuan, dalam ilmu-pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan historikal, orang mesti mulai dari "faktum-faktum" (fakta) tertentu, dalam ilmu-pengetahuan alam, karenanya, dari berbagai bentuk material dan berbagai bentuk gerak materi bahwa karena itu, juga dalam ilmu-pengetahuan alam antar- keterkaitan antar-keterkaitan tidak boleh dibangun ke dalam fakta, melainkan mesti ditemukan di dalamnya, dan manakala ditemukan, mesti diverifikasi sejauh mungkin lewat eksperimen.

Ia juga bukan masalah mempertahankan isi dogmatik dari sistem Hegelian sebagaimana itu dikhotbahkan oleh para Hegelian Berlin dari aliran yang lebih tua dan aliran yang lebih muda. Maka itu, dengan jatuhnya titik-berangkat idealis, sistem yang dibangun di atasnya, khususnya filsafat alam Hegelian, juga ikut jatuh. Namun mesti diingatkan, bahwa polemik para sarjana ilmu-pengetahuan alam terhadap Hegel, sejauh mereka memang memahami Hegel secara tepat, semata-mata ditujukan terhadap kedua hal ini: yaitu, titik-berangkat idealis itu, dan konstruksi (rancang-bangun) sistem itu yang sewenang-wenang dan mengingkari fakta.Setelah semua ini dijadikan pertimbangan, masih tersisalah dialektika Hegel. Adalah jasa Marx bahwa, berlawanan dengan Eníyovo yang cuma sedang-sedang, congkak, rewel, yang kini berbicara besar di Jerman yang berkebudayaan,28) ia yang pertama kali mengedepankan kembali metode dialektikal yang telah dilupakan, kaitannya dengan dialektika Hegelian dan perbedaannya dari yang tersebut belakangan itu, dan sekaligus telah menerapkan metode ini dalam Capital pada/atas faktum-faktum suatu ilmu-pengetahuan empirikal, ekonomi politik. Dan ia melakukannya sedemikian berhasil sehingga, bahkan di Jerman, aliran ekonomi yang lebih baru melampaui sistem perdagangan-bebas yang vulgar hanya dengan menyalin dari Marx (dan seringkali secara tidak tepat), dengan berdalih (berpura-pura) mengritiknya.

Dalam dialektika Hegel masih berlaku inversi yang sama dari semua antar-keterkaitan seperti dalam semua cabang lainnya dalam sistemnya. Tetapi, sebagaimana dikatakan Marx: "Mistifikasi yang diderita dialektika dalam tangan Hegel, sedikitpun tidak menghalanginya untuk menjadi yang paling pertama menyajikan bentuk keberlakuannya (bekerjanya) secara umum secara komprehensif dan sadar. Dengan Hegel dialektika itu berdiri di atas kepalanya. Ia mesti dibalikkan agar berdiri secara benar, apabila orang hendak menemukan inti-rasional di dalam kulit mistikalnya.

Namun, di dalam ilmu-pengetahuan alam sendiri, kita cukup sering berjumpa dengan teori-teori di mana hubungan yang sesungguhnya diberdirikan di atas kepalanya, refleksinya diambil dari bentuk aslinya dan yang karena itu perlu/mesti dibalikkan agar berdiri secara benar (di atas kakinya). Teori-teori seperti itu cukup sering berdominasi selama waktu panjang. Manakala selama hampir dua abad panas itu dipandang sebagai suatu substansi istimewa yang misterius, dan bukannya suatu bentuk gerak dari materi biasa, itu justru merupakan satu kasus seperti itu dan teori mekaninal mengenai panas melaksanakan pembalikan itu tadi. Namun begitu, fisika yang didominasi oleh teori kalorik menemukan serangkaian hukum yang sangat penting mengenai panas dan membuka jalan, khususnya melalui Fourier dan Sadi Carnot, bagi konsepsi yang benar, yang kini untuk bagiannya mesti membalikkan secara tepat hukum-hukum yang ditemukan oleh pendahulunya, untuk menerjemahkannya ke dalam bahasanya sendiri.
Demikian pula, di dalam ilmu-kimia (chemistry), teori flogistika (phlogistics) pertama-tama memberikan bahannya, dengan seratus tahun kerja-eksperimental, dengan bantuan itu Lavoisier berhasil menemukan --di dalam oksigen yang diperoleh Priestley-- antipode sesungguhnya dari flogiston yang fantastik itu dan dengan demikian dapat membuang ke laut seluruh teori flogistika. Tetapi ini sama sekali tidak menyingkirkan hasil-hasil eksperimental mengenai ilmu-pengetahuan flogistika. Bahkan sebaliknya daripada itu. Mereka itu bertahan, hanya formulasinya yang dibalikkan, diterjemahkan dari flogistika ke dalam bahasa kimiah yang kini berlaku dan dengan demikian mempertahankan kesahihannya. Hubungan dialektika Hegelian dengan dialektika rasional adalah sama seperti hubungan teori kalorik dengan teori mekanikal mengenai panas dan hubungan teori flogistika dengan teori Lavoisier.

Tidak ada komentar: